Kolbano Beach

Standard

Pantai Kolbano.

Pantai ini tidak berpasir tetapi memiliki banyak batu berbentuk oval besar kecil dan yang buat takjub adalah warnanya, WARNAWARNI (merah, oranye, kuning, hijau, hitam, biru bahkan sampai warna merah ada. Warna pastel pun ada). Batu ini seperti pengganti pasir. Subhanallah!

Pantai Kolbano terletak di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Ada cerita lucu ketika kami ‘tak’ sengaja ingin menghabiskan waktu di akhir pekan.

Saya mengetahui adanya Pantai Kolbano ini dari website resmi pemerintah NTT. Lalu, Saya mengusulkan untuk ‘jalan-jalan’ ke pantai ini pada teman-teman. Awalnya, mereka ragu karena sudah beda kabupaten dari tempat tinggal kami dan ongkos jalan. Yang paling membuat ragu adalah karena kami belum hapal jalan dan ‘gps’ modal dari telepon selular pun belum tentu dapat diandalkan karena sinyal yang ada dan tiada.

Saya meyakinkan teman-teman bahwa jaraknya hanya 80km dari Kota Kupang. Saya yakin karena sewaktu pulang dari Atambua (Ibukota Kabupaten Belu) dan melewati Timor Tengah Selatan Saya melihat rambu DLLJ yang menuliskan ‘Pantai Kolbano 80km.’

Akhirnya, jadilah Saya dan teman-teman berangkat dengan modal nekat ‘meminjam’ mobil kantor 😀

Setelah melewati belokan persis dibawah rambu DLLJ yang Saya lihat, kami dengan (sangat) tekun menyusuri jalan. jalan yang lurus dan tak berujung!

Tak satupun tanda-tanda pantai kami lihat. Teman Saya mulai cemas. Apa benar 80 km? Apa ga salah jalan?. Dengan rasa percaya diri yang tinggi Saya bilang iya.

Jalan benar-benar tak berujung. Kami pun bertanya pada penduduk. Ikuti jalan saja, begitu petunjuknya. Dan, solarpun menipis. Sudah hampir 2 jam kami tak melihat adanya tanda dari ‘si pantai’, Alhamdulillah, ada satu kios yang menjual solar. Kami pun membeli full tank.

Seorang teman Saya benar-benar kecapaian (karena dia yang menyetir mobil-seorang diri). Jalan yang kami telusuri berubah dari aspal menjadi kerikil dan menjadi batu besar hahaha (duh benar-benar geli deh kalo ingat ini). Hampir 3 jam sudah perjalanan yang ‘ikuti jalan saja’ ini kami lalui, Alhamdulillah, bau amis campur asin air laut mulai tercium dan akhirnya birunya laut Pantai Kolbano muncul dari semak-semak persis di sebelah kanan jalan.

Pemandangan laut Pantai Kolbano muncul sedikit demi sedikit dan akhirnya kami pun bertanya; mana pantainya? kok langsung laut lepas begini? XD

*perut lapar matahari sungguh terik luarbiasa

Ya, kami masih terus menyusuri jalan mencoba menemukan pantai yang menurut informasi dari website pemerintah NTT memiliki batu berwarna-warni. Kurang lebih 15 menit akhirnya menemukan pantai dan berhenti sejenak mengamati apakah benar. Alhamdulillah, kami berada di tempat yang kami tuju. Cuma kami bertiga saja wisatawan disana. Puasnya bukan main. Main panas-panasan, berfoto ria, berangin-angin, narsis tidak ada orang yang melihat selain kami bertiga. Oh iya, ga ada air tawar! Dan, kami bertiga pun ingin buang hajat.

Kami saling bercakap-cakap; apakah benar 80 km dari Kupang ke pantai Kolbano? Kami memutuskan untuk berhenti sejenak di bawah rambu DLLJ nanti ketika melewatinya.

Di Pantai Kolbano, Saya dan teman-teman tidak berenang karena ombaknya yang besar dan bibir pantai yang curam alias dari pantai langsung laut dalam. Bisa dilihat gradasi warna pantainya, dari yang biru bening sampai pekat menandakan kedalam pantai.

Setelah tidak sampai 2 jam ‘ngaso’ di pantai, kami pun pulang.

Akhirnya, tiba di depan rambu DLLJ. Dan, ya memang benar 80 km. Ditambah 100 km lagi XD 😀 duh, geli banget deh kalau inget perjalanan ini.

Hanya tertawa dan tersenyum karena hanya satu orang saja yang letih 😀

But, so far every single journey that we’d made it always amazed us.

Alhamdulillah!

Ehmmm1380